Menang Melawan Kanser Limfoma !
Empat bulan lamanya kaki Glent Pranoto
(38 Th, Sumatera) membengkak ibarat kaki gajah. Tak hanya itu,
pembengkakan juga terjadi pada skrotum miliknya. Meski pun tidak
merasakan rasa sakit, tentu saja gejala tersebut membuat Glent penasaran
pada kondisi tubuhnya.
Beberapa dokter pun dikunjunginya, namun, Glent mendapatkan beragam
asumsi yang berbeda-beda mengenai apa sebenarnya penyakit yang
dialaminya. Belakangan, ditemukan benjolan-benjolan di tubuh Glent pada
area lipatan paha, lemak perut, ketiak kanan dan kiri serta leher.
Dua bulan setelah pemeriksaan awal, pada September 2011, hasil biopsi
menyatakan bahwa Glent terkena kanker kelenjar getah bening. Untuk
pengobatan, ia disarankan menjalani kemoterapi sebanyak 6 siklus.
Dengan terpaksa, di awal Oktober 2011, dirinya menjalani kemoterapi
yang pertama. Seperti penderita kanker lainnya, ia harus mengeluarkan
dana yang cukup besar dan ia juga mengalami efek samping yang tidak
menyenangkan dari pengobatan tersebut.
Sekujur tubuhnya terasa sakit, rambut rontok, mual, muntah-muntah,
pusing yang sangat hebat, badan lemah, dan menghitam. Mulanya, efek
menyakitkan tersebut hanya berlangsung selama 1 minggu saja.
Namun, pada kemoterapi yang kedua di akhir Oktober 2011, efek
tersebut diakuinya amat sangat menyakitkan sehingga ia memutuskan untuk
berhenti melakukan kemoterapi.
Menginjak bulan Maret 2012, kaki dan skrotum Glent kembali
membengkak. Kali ini, dengan kondisi yang lebih serius. Perutnya juga
membengkak, berat badan semakin menurun, dan tubuh terasa lemas.
Seringkali, ia merasakan sesak nafas yang sebelumnya tidak pernah
dialami.
Akibatnya, ia harus sering keluar-masuk rumah sakit. Ia juga mulai
mencoba pengobatan herbal namun tidak kunjung membuahkan hasil, seperti
halnya pengobatan medis yang dijalaninya. Dalam kepasrahan, sepupu Glent
di Malang menyarankan dirinya untuk mencoba produk herbal Sarang Semut Papua yang informasinya didapat dari situs www.deherba.com.
Awalnya, keraguan sempat menghampiri pikirannya. Ketika ditanya
alasannya, ia mengaku bahwa sebelumnya, ia sudah mencoba mengonsumsi
rebusan Sarang Semut
asal Kalimantan selama 3 bulan. Hasilnya sama sekali tidak memuaskan. Tidak ada perubahan berarti yang dirasakannya.
asal Kalimantan selama 3 bulan. Hasilnya sama sekali tidak memuaskan. Tidak ada perubahan berarti yang dirasakannya.
Namun, “tidak ada salahnya mencoba”, ujar Glent dalam hatinya. Apalagi ketika mengetahui bahwa jenis Sarang Semut
yang direkomendasikan Deherba berasal dari Papua (Myrmecodia pendans), yang memang sudah terbukti berkhasiat sebagai anti-kanker dalam berbagai penelitian.
yang direkomendasikan Deherba berasal dari Papua (Myrmecodia pendans), yang memang sudah terbukti berkhasiat sebagai anti-kanker dalam berbagai penelitian.
Karena meskipun ada beragam jenis Sarang Semut, tidak semua jenis
diketahui berkhasiat dalam pengobatan. Inilah yang tidak diketahui oleh
banyak orang.
Glent kemudian memesan paket penggunaan satu bulan sebanyak 4 botol.
Setelah mengonsumsinya selama satu setengah bulan saja, berangsur-angsur
terlihat perubahan yang signifikan. Pembengkakan pada tubuh diketahui
berkurang, perut yang semula besar dan keras pun mulai melunak.
“Badan saya fit, ketika saya kembali bekerja setelah 2 bulan lamanya
meninggalkan pekerjaan, teman-teman saya terkejut pada perubahan
kesehatan saya yang begitu cepat”, ujar Bapak Glent.
Walaupun sudah merasa fit kembali, sampai saat ini, Glent terus
mengonsumsi kapsul ekstrak Sarang Semut Papua. Dengan tekad dan semangat
yang kuat serta bantuan herbal Sarang Semut Papua, Glent optimis bahwa
dirinya dapat terus menang melawan kanker.

No comments:
Post a Comment